Bagaimana
sih mendidik anak yang baik? Anak saya sangat nakal, tidak mau belajar,
bagaimana caranya agar ia mau belajar? Anak saya sebenarnya pintar tapi
malasnya minta ampun, sehingga nilainya jelek, bagaimana membuat ia suka
belajar? Bagaimana agar anak suka matematika? Banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan sejenis diajukan ketika saya memberikan seminar-seminar
di berbagai tempat di Indonesia.
Konsep
mestakung dapat kita pakai untuk memotivasi anak. Caranya adalah dengan
menempatkan anak pada kondisi kritis. Ketika anak berada pada kondisi kritis
maka akan terjadi mestakung, dimana seluruh sel-sel tubuh akan bekerja
bersama-sama menghasilkan suatu motivasi dari dalam. Bukan itu saja, nanti secara
ajaib semesta (lingkungan sekitar) akan membantu/mendukung – Mestakung!
Kondisi
kritis dapat diciptakan dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi anak untuk
untuk mengerjakan sesuatu yang positif tanpa paksaan.
Cara untuk
menempatkan anak pada kondisi kritis adalah dengan mempertemukan anak dengan
ilmuwan hebat atau peraih Nobel, membawa anak ke acara-acara science fair,
mempertemukan anak-anak dengan para juara lomba internasional, mengajak
ke museum sains, mengajak bermain dengan matematika, atau membawa ia ke konser
musik.
Ketika anak
itu sudah pada kondisi kritis dan termotivasi, langkah berikutnya adalah
menyediakan fasilitas bagi anak itu untuk mencapai ambisinya itu.
Disini kita hanya boleh menyediakan fasilitas pendukung, tidak boleh
memaksa anak. Paksaan tidak akan menimbulkan mestakung dalam diri anak.
Sebaliknya akan membuat anak akan melakukan hal sebaliknya.
Selanjutnya
adalah terus mendampingi anak, memenuhi segala kebutuhannya agar apa yang
diimpi-impikan itu bisa tercapai. Disini pengorbanan orang tua sangat besar.
sumber : http://www.yohanessurya.com
No comments:
Post a Comment