Monday, February 18, 2013

Mestakung ( SeMESTA MenduKUNG )

Bagaimana sih mendidik anak yang baik? Anak saya sangat nakal, tidak mau belajar, bagaimana caranya agar ia mau belajar? Anak saya sebenarnya pintar tapi  malasnya minta ampun, sehingga nilainya jelek, bagaimana membuat ia suka belajar? Bagaimana agar anak suka matematika? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan sejenis diajukan ketika saya memberikan seminar-seminar di berbagai tempat di Indonesia.
Konsep mestakung dapat kita pakai untuk memotivasi anak. Caranya adalah dengan menempatkan anak pada kondisi kritis. Ketika anak berada pada kondisi kritis maka akan terjadi mestakung, dimana seluruh sel-sel tubuh akan bekerja bersama-sama menghasilkan suatu motivasi dari dalam. Bukan itu saja, nanti secara ajaib semesta (lingkungan sekitar) akan membantu/mendukung – Mestakung!

Kondisi kritis dapat diciptakan dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi anak untuk untuk mengerjakan sesuatu yang positif tanpa paksaan.

Cara untuk menempatkan anak pada kondisi kritis adalah dengan mempertemukan anak dengan ilmuwan hebat atau peraih Nobel, membawa anak ke acara-acara science fair, mempertemukan anak-anak dengan para juara  lomba internasional, mengajak ke museum sains, mengajak bermain dengan matematika, atau membawa ia ke konser musik. 

Ketika anak itu sudah pada kondisi kritis dan termotivasi, langkah berikutnya adalah menyediakan fasilitas bagi  anak itu untuk  mencapai ambisinya itu. Disini kita hanya boleh  menyediakan fasilitas pendukung, tidak boleh memaksa anak. Paksaan tidak akan menimbulkan mestakung dalam diri anak. Sebaliknya akan membuat anak akan melakukan hal sebaliknya.

Selanjutnya adalah terus mendampingi anak, memenuhi segala kebutuhannya agar apa yang diimpi-impikan itu bisa tercapai. Disini pengorbanan orang tua sangat besar.

sumber : http://www.yohanessurya.com