85% dari mereka yang meraih sukses, banyak
ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan mengenai manusia! prestasi
seseorang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan formal apakah
seseorang tersebut sarjana atau bukan sarjana,bukan oleh faktor jenis
kelamin apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan, bukan oleh ras
apakah mereka itu kulit putih atau kulit hitam, dan juga bukan oleh umur
apakah diatas 40 tahun atau dibawah 40 tahun.
Prestasi
seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Bahkan disimpulkan juga bakat
yang dibawa sejak lahir hanya berperan sebagai faktor imbuhan saja bagi
prestasi seseorang. Kepribadian dan prestasi ibarat flight-attitude yang
di-install pada cockpit pesawat terbang. Bila flight attitude
menunjukkan kemiringan 45 derajat, maka berarti pesawat miring 45
derajat. Bila kepribadian seseorang tidak positif, maka prestasi yang
bersangkutan tidak akan sukses, walau faktor pendukung kesuksesan yang
lain dimilikinya. Oleh sebab itu apabila seseorang ingin sukses, tidak
ada jalan lain kecuali menimba terus ilmu dan pengetahuan agar
wawasannya luas, bekerja terus menerus agar memperoleh pengalaman dan
mempertajam keterampilan, berpola pikir dan berpola tindak positif untuk
makin menampilkan kepribadian yang positif. Tiga faktor ini yaitu
"knowledge, skill and behaviour" oleh Dale Carnegie disebut sebagai
faktor keberhasilan seseorang (The Triangle of Success).
KNOWLEDGE /pengetahuan
Perjalanan
jaman senantiasa diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bagi
manusia yang terlahir pada jamannya dituntut setidak-tidaknya mengetahui
apa yang terjadi dan sedang berkembang, kemudian menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dengan sikap yang
adaptatif walau harus melakukan perubahan yang memerlukan pengorbanan.
Dalam konteks bekerja dan pekerjaan misalnya, penerapan teknologi yang
modern sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat mau tidak
mau harus diterima dengan baik, sebab kalau kita tidak melakukannya,
bukan hanya ketinggalan dengan yang lain, tetapi bahkan mungkin kita
akan terlindas dengan perubahan/kemajuan yang sedang berlangsung. "Make
change an ally!" Jadikan perubahan itu sahabat anda. Sebab alergi dengan
perubahan, kita akan mandeg.
Dalam pergerakannya, ada satu hal
yang tidak pernah berubah, yaitu bahwa jaman akan menawarkan kepada kita
berbagai kesempatan terus menerus. Tinggal terserahlah kepada kita akan
menyambut kesempatan tersebut dan menangkap atau membiarkannya berlalu.
Yang jelas kesempatan yang sama tidak akan datang lebih dari satu kali,
hilang diambil oleh yang lain atau lenyap tertelan waktu. Siap atau
tidak siap salah satu keberhasilannya tergantung penguasaan kita
terhadap ilmu kita yang kita miliki. Sebab menangkap kesempatan harus
berbekal ilmu pengetahuan. Semakin luas ilmu kita semakin cakap kita
mengambil kesempatan. Hanya orang yang membekali dirinya dengan ilmu
pengetahuan yang banyak mampu menangkap berbagai peluang dan kesempatan.
SKILL /ketrampilan
Keterampilan
pada akhirnya akan dicapai seseorang apabila mereka melakukannya dalam
praktek. Penguasaan ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk bisa
disebut sebagai terampil apalagi ahli. Dengan praktek seseorang akan
menemui berbagai pengalaman yang sangat variatif, berbagai persoalan dan
bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. Ini membuat penguasaan
terhadap fungsi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya semakin tajam.
Berbekal ilmu pengetahuan ditambah pengalaman, seseorang akan mudah
menemukan esensi dari ilmu pengetahuan tersebut, yang akan berpengaruh
kepada keberhasilan dalam pengeterapannya. Solusi-solusi terhadap
masalah bisa dipermudah sebab esensinya dikuasai. Mahatma Gandhi Beliau
mengibaratkan betapa tinggi praktek itu dengan perumpamaan bahwa satu
ons praktik nilainya sama dengan satu ton ilmu pengetahuan. Maksudnya
adalah dengan praktik, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat dan
ilmu yang lebih detail dan mendalam, sebab betul-betul dirasakannya dan
dipahaminya.
BEHAVIOUR /Tingkah laku
Dipengaruhi
oleh karakter yang terbawa sejak lahir, serta lingkungan kehidupan
sehari-hari, seseorang akan tampil dengan ciri khusus yang mengemuka
sebagai behavior dalam bentuk pola pikir dan pola tindaknya. Tampilan
ini secara umum disebut sebagai kepribadian atau personality yang dalam
awal tulisan disebut mempengaruhi pencapaian prestasi seseorang dengan
dominan. Ada yang beranggapan kepribadian adalah pembawaan yang
merupakan keturunan dari orang tua, atau yang tak bisa dirobah. Seorang
sarjana, James William, menyatakan bahwa kepribadian seseorang ibarat
bawang merah, yang apabila dikupas kulitnya, akan diketemukan kulit yang
lain, begitu berkali-kali. Artinya kepribadian sebagai potensi
sesungguhnya sangat banyak dimiliki oleh seseorang. Namun tidak nampak.
Yang nampak atau ditampilkan sekarang ini adalah sebagian saja dari
kepribadian yang dimilikinya. Hakekat dari pengibaratan ini adalah bahwa
kepribadian itu bisa dikembangkan. "Attitude is learned, not
inherited." Bisa dipelajari, bukan bawaan keturunan.
SELF DEVELOPMENT /pengembangan diri
Dengan
berbekal ilmu pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill) dan
kepribadian (attitude & behaviour) yang dimilikinya, seseorang akan
berhasil dalam pekerjaannya dan berprestasi tinggi. Namun itu tentunya
tidak cukup. Perjalanan zaman membuat pula "social environment"
berkembang. Oleh sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke
waktu sehingga seseorang senantiasa dalam posisi "kini lebih baik".
Ibarat perjalanan, prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri
; siapa saya, dimana saya, hendak kemana saya, bagaimana caranya agar
sampai kesana.
SIAPA SAYA?
Alangkah
sulitnya seseorang yang ingin berkembang tetapi tidak mengenal dirinya
sendiri. Untuk itu jurnal kehidupan senantiasa harus diikuti, neraca
kehidupan senantiasa harus dibuat. Dengan introspeksi, dengan
retrospeksi. Seberapa luas ilmu pengetahuan kita miliki? Seberapa
terampilkah kita bekerja? Se-positif apakah kepribadian kita? Pengenalan
diri sendiri dan kesadaran akan kekuatan serta kelemahan sendiri
merupakan modal utama seseorang untuk bisa melakukan pengembangan diri.
Tidak pula bisa dianggap sepele adalah pengenalan seseorang dari atau
oleh orang lain yang harus dimanfaatkan sebagai 'feed-back' bagi koreksi
akan hal-hal yang tidak baik pada diri kita.
DIMANA SAYA?
Seseorang
hidup di tengah-tengah masyarakat, tidak terlepas dari interaksi antar
berbagai aspek kepentingan baik manusia yang memiliki kepribadian
berbeda-beda., dengan teman sekerja, lembaga / perusahaan dimana kita
bekerja, masyarakat, bahkan sistem kerja yang saling interaksi secara
global. Seseorang selalu berada di tengah-tengah berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilannya. Oleh sebab itu dimana letak posisi
seseorang dalam interaksi organisasi, apa statusnya, harus disadari
sebagai awal pijak perjalanan prestasi yang panjang.
HENDAK KEMANA SAYA?
Tujuan
hidup hendaklah jelas. Clear Goal in Life kata sebagian orang. Bekerja
sebagai usaha mewujudkan tujuan hidup haruslah jelas juga.Buat apa kita
bekerja? Puaskah kita dengan kondisi sekarang? Atau kita ingin
berkembang? Kemana kita akan menuju? Menentukan tujuan dengan jelas
merupakan motivasi yang akan menggerakkan kita. Seberapa kuat (strength)
kita, apa saja kelemahan (weakness) kita. Apabila sudah kita ketahui,
dinamika interaksi sosial banyak menawarkan peluang (opportunities).
Bahwa kita bisa menggapai kesempatan, adalah tergantung kesiapan kita.
Adakah itu? Di samping itu harus diwaspadai pula bahwa di dalam berbagai
kesempatan, ada juga ancaman -ancaman (threats) yang bisa membuat
tujuan kita gagal.
BAGAIMANA CARANYA?
Dibumbuhi
oleh semangat (enthusiasm), seseorang harus mencapai prestasinya. Untuk
itu dalam pelaksanaannya haruslah berbahasa prestasi, bermotif prestasi
(achievement motive orieented). Pada diri seseorang, motif prestasi
bisa dikembangkan. Kebiasaan mengetahui apa yang dilakukan, senantiasa
ingin mencapai hal yang lebih baik dari waktu sebelumnya, membandingkan
antara hasil dan resiko-resiko, akan membawa seseorang kepada
peningkatan motif prestasi yang semakin tinggi. Akhirnya secara naluriah
pada diri seseorang akan terbentuk jiwa yang selalu ingin berprestasi.
Seiring perjalanan hidupnya, tampillah suatu sosok jati diri yang
mencerminkan kepribadian yang positif,yang bisa filling-nya mempercepat
pemilihan antara kegiatan yang berguna bagi prestasinya dengan yang
tidak. Dan kata tanya yang tepat untuk ini adalah di dalam kita
berkegiatan atau bekerja, selalu ada pertanyaan kepada diri sendiri
kenapa tidak yang terbaik yang aku lakukan?
PRESTASI, TERMINAL DARI TUJUAN
Individu
adalah bagian dari institusi. Apabiia individu-individu berkembang,
berkembang pulalah institusi, demikian sebaliknya. Dan apabila institusi
berkembang, celah dan kesempatan semakin banyak, yang bisa kita tangkap
semakin banyak pula kemungkinannya. Secara umum, "performance" kita
akan saling terkait dengan performance institusi dimana kita bekerja.
Oleh sebab itu bagi yang memahami alur pemikiran ini tak ada pilihan
kecuali mengejar prestasi dengan bekerja sebaik-baiknya, sebab jalan
kearah pencapaian tujuan semakin terbuka.
Pada akhirnya seiring
perjalanan umur, sampailah kita di terminal tujuan hidup kita, di puncak
karir dan bolehlah kita menghela nafas panjang sambil berucap
No comments:
Post a Comment